Kisah Asiyah dan burung bulbul

Secarik pemikiran indah dari buku series wanita penghuni surga
.
.
Alkisah, ada 4 anak dikisahkan untuk membunuh burung bulbul dengan syarat tidak ada sesuatupun yang tahu. Anak anak tersebut bernama karun, Ra,Ha dan Asiyah. Tangan mereka masuk kedalam keranjang besar yang dibawah Apa (guru mereka). Mereka bergantian mengambil burung bulbul yang mengelibatkan sayapnya karena takut.
"sekarang, mengertikah kalian betapa sulitnya pekerjaan malaikat kematian, anak-anakku?"
.
Nama yang dingin dan mengejutkan ini mendatangkan tanggapan yang berbeda pada diri masing-masing anak....
.
Bahu haman yang semakin lebar dan kokoh setelah memasuki masa remaja, seakan membawanya terbang tinggi, menyamakan dirinya dengan Malaikat kematian. Dari kedua matanya terpancar kesombongan. Dengan tubuh tingginya, haman seolah 'malaikat kematian' yang akan segera melayang dari daratan bersama lembaran kain celana yang menyeret tanah..
.
Sementara, karun adalah anak yang tak pernah membuat permasalahan semenjak kecil. Ia menyadari malaikat kematian sebagai seorang pencuri yang melewati penjaga penjaga pemakaman dan memburu jasad-jasad. Memburu semua raja yang ada di dunia ini dan mengeluarkannya, terus mencari harta karun yang disimpan dengan berbagai macam labirin dan jebakan dengan serakah.... Ketika tenggelam dalam pikiran ini, jubahnya berkibar seperti sepasang sayap, memberikan jalan baginya untuk berburu di malam hari setelah semua tertidur lelap..
.
Di antara mereka, yang paling ingin memahami dan menempatkan dirinya ke posisi "Malaikat kematian" tak lain adalah Ra. Seperti yang terjadi pada Ha, dia merasakan badannya bertambah tinggi. Tanda pangkat kemiliteran yang ia miliki telah bertambah satu garis. Tanda pangkat dari emas yang dia impikan tersemat di bahunya. Dia pun membayangkan sebuah mahkota raja di kepalanya..
.
Mereka terbangun dari khayalan mereka dengan sebuah pertanyaan. "siapakah yang mengutus Malaikat Kematian ke muka bumi?".
.
"Pencipta malaikat kematian menciptakannya dengan berbagai sebab. Banyak yang meninggal dunia setelah sakit atau musibah menimpa kita. Malaikat kematian tertutupi oleh berbagai macam sebab kematian yang berbeda satu sama lain. Suatu hari, kita akan mendapat panggilannya dan kembali kepada sang pencipta. Kematian hanya terjadi dengan perintah dan kuasa-Nya..
.
.
Keempat anak ini melanjutkan perjalanan dengan burung bulbul di tangan mereka. Di tengah savana, keempat anak ini berpisah satu sama lain, berjalan ke empat arah yang berbeda..
.
Kurang lebih setelah satu jam, Karun adalah anak pertama yang datang dengan wajah ceria. Ia menyodorkan satu kantong berisi koin perak yang dipegangnya kepada Apa. "ini" serunya. "aku menjual burung bulbul dengan harga yang sesuai dengan seorang pekerja saluran air yang aku temui di jalan Apa-ku. Dan memang burung bulbul yang aku pegang adalah yang paling kecil dan terluka di salah satu sayapnya. Pekerja itu tidak mengetahuinya dan membayar dengan harga yang aku inginkan. Kau tahu, kita mendapat keuntungan besar..."
"Aahhh", ucap apa, wahai anaku, burung bulbul yang kau kira terluka itu adalah burung bulbul terakhir dari pulau serendib yang bertelur emas. Sementara, pekerja yang kau temui itu memiliki anak yang sakit. Dia sudah pergi membawa anaknya berobat ke mana saja tanpa hasil. Orang itu kemudian datang dan menceritakan permasalahannya kepadaku. Aku menyarankan untuk membuat sub burung bulbul terakhir dari pulau Serendib yang bertelur emas. Orang itu adalah pekerja yang kau temui.. Kau tak tahu betapa berharganya burung bulbul yang ada ditanganmu. Kau tak lulus ujian. Jadikanlah ini pelajaran bagimu, bagaimanapun kau telah menyembuhkan seorang anak."
.
.
Dan ketika Karun menyesali apa yang terjadi, Haman dan Ra datang ke sisi mereka. Ra berbicara dengan semangat, sedangkan haman seperti biasa menganggukkan kepala mengiayakan. Kedua tangan mereka kosong... Mereka merasa yakin telah menyelesaikan ujian dengan hasil paling bagus. Setelah memberikan salam, mereka mencium tangan Apa.
.
Apa kemudian mencium tangan yang dicium kedua muridnya dengan wajah sedih. "tampak bahwa kalian telah membunuh burung-burung itu di tempat yang tak terlihat oleh siapapun!" ujar Apa datar.
Ra kemudian menceritakan pertemuannya dengan Asiyah di jalan, setelah berbicara panjang lebar dengannya mereka menangis dan memutuskan untuk tidak membunuh burung bulbul mereka. Namun, Haman datang dan menyalahkan keputusan itu. Kemudian Ra berpisah dengan Asiyah dan memutuskan untuk bersama dengan Ha. Ha dan Ra mendaki puncak Akasya barat yang paling tinggi sepertu usul Ha, setelah merasa yakin tak akan ada seseorang yang melihat, mereka membunuh burung-burung itu di dalam gua yang ada di sana....
.
"Yakinkah kalian bahwa tak ada satu pun yang melihat kalian?" tanya Apa sambil gemetar menahan marah..
Dengan wajah penuh keyakinan, kedua murid yang telah terjerumus dalam kesombongan itu mejawab tegas. "Iya, kami mendaki ke puncak paling tinggi agar tak satu orang pun melihat." jawab mereka.
.
"Malaikat kematian pun tak melihat. Sungguh seperti itukah?" tanya Apa berulang kali.. Ra dan Ha terkejut dan seperti kembali jatuh ke tanah. Tapi, keterkejutan ini hanya berselang pendek.
.
Ra yang telah merasakan "kenikmatan" menggunakan wewenang kematian memberi jawaban berbalut kemarahan "Kami berpikir bahwa kami telah mendapatkan wewenang untuk membunuh burung-burung itu dalam ujian yang Anda telah siapkan ini..."
.
Apa pun menjelaskan.. Ha, burung yang kau bunuh adalag penasihat burung merpati yang memberikan kabar mengenai selesainya banjir kepada Nabi Nuh. Burung bulbul yang dengan kekuatan doa Nabi Nuh terbuka kedua matanya sehingga dapat melihat masa depan itu memiliki pengetahuan yang penuh dengan misteri. Di antara semua burung, hanya dia yang memiliki kemampuan luar biasa, yang mengatahui rahasia rahasia dunia. Sebuah pintu rahasia, sayangnya hilang begitu saja... Sekarang, seberapapun menyesalnya engkau, takkan pernah mengubah apapun. Semua puncak yang kau daki atau akan kau daki, adalah takdirmu, tapi tak ada satupun tempat yang tak terlihat di dunia ini oleh Sang Penulis takdir. Dia selalu siap dan memantau, meskipun tak seorangpun melihatnya. Ah, burung bulbul yang kau bunuh.."
.
"Dan,Ra! Sekarang giliranmu,Ra! Burung yang kau sakiti dan bunuh itu adalah burung bulbul yang mengetahui sumber air Ab-1 Hayat (air keabadian) yang memberikan keabadian kepada orang yang meminumnya. Umur raja hanya dilalui dengan pencarian orang yang akan diajarkan letak Ab-1 Hayat berada. Sayang, kau tak membuka mata hati dan mengabaikan kebijaksanaannya. Kini, di dunia ini tak ada lagi seorang raja yang akan menemui Ab-1 Hayat"
Ra membungkukkan badannya. Rasa sesal membuncah setelah mendengarkan perkataan Apa. Tapi, semua telah terjadi...
"Darah itu akan menjadi noda yang tidak akan pernah hilang dari telapak tangan kalian seumur hidup. Dalam kehidupan, kalian akan menyesal 9 kali dan ingat apa yang terjadi hari ini.. Kalian akan merasakan kekeringan bertahun tahun, ini adalah musibah pertama. Kedua adalah penyakit penyakit yang meluas, luka luka yang tak pernah sembuh, dan pohon pohon tak terbuah. Ketiga, hujan yang turun selama satu tahun dan menenggelamkan kalian, dan keempat, sekelompok berbentuk awan yang akan menghancurkan kalian dan hasil panen kalian.. Setelah itu, serangan nyamuk, ngengat dan kutu adalah musibah kelima. Musibah keenam datang berupa penjarahan dan perampasan di mana-mana. Ketujuh adalah musibah yang paling mengenaskan, seluruh kota akan mengalami hal yang sama, meminum darah mereka karena tak ada air untuk minum. Ujian kedelapan, datangnya naga-naga besar yang menelan semua mantra sihir para penyihir. Tidak ada cara selain menaati pemilik naga. Ujian terakhir adalah datangnya seorang utusan yang memiliki "tangan putih". Namanya adalah Yed-i Beyza. Jika kalian mengikuti utusan itu, kalian akan terlepas dari sembilan musibah ini. Tapi, jika kalian lupa dan mengikuti hawa nafsu seperti ini, lihat saja yang akan terjadi...".
.
.
Ra memandang Apa dengan wajah menyesal. "Asiyah..." ucapnya, Asiyah"...
"Dia terbebas dari sembilan penyesalan ini, seperti keterlambatannya saat ini, dia takkan mengalami dan merasakan sembilan penyesalan dari sembilan musibah yang akan kalian alami. Dia adalah satu satunya anak yang kedua matanya dapat melihat kedepan. Sungguh aneh, dia juga yang paling jauh berjalan, meskipun burung bulbul yang dia pilih tak memiliki keistimewaan seperti yang kalian pilih. Perhatikan bagaimana dia akan kembali...."
.
Asiyah datang ketika cuaca hampir sepenuhya gelap. Betapa jauhya dia berjalan sehingga kakinya penuh dengan darah. Bajunya sobek karena terkait semak belukar. Wajahnya memerah menahan tangis. Dia kembali dengan burung bulbul di tangannya.  
.
"Wahai Apa-ku, betapa jauhnya aku berjalan, betapa jauhnya aku berkeliling..  Tapi, aku tak menemukan satu tempat yang tak terlihat oleh siapapun untuk mengambil nyawa burung bulbul ini kemanapun pergi, aku tahu bahwa Malaikat kematian melihatku dan juga sang Penciptanya yang mengutus ke sisiku. Kemanapun aku pergi, dia selalu berada di sampingku. Dia melihatku dan apa yang aku lakukan. Setiap tempat aku cari, semua puncak aku daki, semua gua aku masuki, tapi tak ada satu tempat yang bisa lepas dari pengawasan-Nya. Aku tak bisa lulus dari ujian ini, wahai Apa-ku."
....
....
....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indahnya hubungan antara Sains dan Islam

Nicotiana tabacum L.

Saccharum officinarum L.