BAKTERI
ANAMMOX
Anamox bakteria merupakan
bakteri yang memiliki karakter anaerobik amonium oksidasi yakni mampu mengubah
amonium dan nitrit menjadi gas dinitrogen. Selain itu bakteri anamox juga mampu
mengubah senyawa organik menjadi senyawa anorganik. Beberapa bakteri anamox
menggunakan donor elektron nya berupa iron, dan mengoksidasi asam organik
menggunakan nitrat sebagai aseptor nya yakni DNRA (Dissimilatory nitrate
reduction to ammonium).
Oksidasi ammonia
anaerob (anamox) merupakan salah satu teknologi alternatif yang digunakan dalam
proses pengolahan limbah terutama yang berkaitan dengan nitrogen. Oksidasi
amonia dapat dilangsungkan secara aerob dan anaerob dan terdapat beberapa agen
bakteri yang memiliki kemampuan oksidasi amonia.
Keberadaan bakteri
anamox pada suatu limbah perlu dicek terlebih dahulu tingkat salinitas garamnya
berapa untuk memastikan tingkat pencemaran limbah karena semakin tinggi tingkat
salinitas semakin tinggi pula tingkat pencemarannya. Adapun medium yang bisa
digunakan untuk pertumbuhan bakteri anamox adalah sebagai berikut (walaupun
banyak faktor yang dapat menyebabkan kegagalan ataupun keberhasilan untuk
mendapatkan bakteri ini)
1.
Pembuatan media anamox:
Medium
anammox dibuat dengan cara mencampurkan komposisi media antara lain NaNO3
(0,088 gram), (NH4)2SO4 (0,067 gram), KNO3
(0,018 gram), KHCO3 (0,45 gram), KH2PO4 (0,009
gram), MgSO4 (0,072 gram), FeSO4 (0,00225 gram), CaCl2
(0,108 gram) dan EDTA (0,00225 gram) dengan 360 ml aquades dalam gelas beker,
diaduk hingga larut kemudian dituangkan pada 2 erlenmeyer berukuran 100 ml
dengan volume masing masing 25 ml untuk media anamox cair. Media agar anamox
dibuat dengan mencampurkan 180 ml media anammox cair dengan 5,4 gram bacto agar
pada erlenmeyer ukuran 250 ml, dilarutkan dan disetrilkan.
2.
Inokulasi sampel ke media.
Sampel
limbah diinokulasi pada medium cair dengan perbandingan 10:1, kemudian
ditumbuhkan selama 12 hari. Selanjutnya bakteri yang tumbuh diinokulasi pada
media agar anammox pada cawan petri dan diinkubasi selama 48 jam dalam
inkubator.
3. Pewarnaan gram
Pewarnaan gram
dilakukan dengan mewarnai bakteri menggunakan empat cat yang berbeda. Kaca
perparat dibersihkan dengan kapas menggunakan alkohol, kemudian diberi aquadest
steril sebanyak 1 tetes. Biakan bakteri diambil kemudian diratakan diatas
kaca preparat. Kaca preparat difiksasi dilewatkan diatas api bunsen, kemudian
didiamkan selama 1 menit. Larutan Gram A (crystal violet) diteteskan
diatas bakteri sebanyak 1 tetes, kemudian didiamkan selama 1 menit lalu dicuci
dengan air mengalir. Preparat ditetesi dengan larutan gram B (iodine)
sebanyak satu tetes kemudian didiamkan selama 1 menit lalu dicuci dengan air mengalir.
Preparat kemudian dicuci menggunakan air mengalir. Preparat kemudian dicuci
menggunakan larutan Gram C (alcohol) dengan posisi miring, sehingga
larutan gram C mengalir melewati kaca preparat. Preparat ditetesi dengan
larutan Gram D (safranin) sebanyak 1 tetes dan didiamkan selama 1 menit
lalu dicuci menggunakan air mengalir dan dikeringkan. Hasil pewarnaan gram dilihat
menggunakan mikroskop.
Adapun penampang
bakteri anamox yang terlihat menggunakan mikroskop elektron adalah sebagai berikut:
Gambar
1. Kenampakan bakteri anammox pada mirkoskop
elektron dan Komparmentalisasi sel
bakteri anammox jika dibandingkan dengan bakteri lainnya.
Bakteria anammox
ditemukan pada tahun 1990-an. Bakteri anammox memiliki peran kunci dalam siklus
nitrogen, selain itu, bakteri ini juga kebanyakan hidup di daerah OMZ/ oxygen
minimum zones. Kemampuan anamox dangat terbatas pada beberapa kelompok bakteri
dari ordo Brocadiales, dimana contoh genus-nya yakni genus Candidatus.
Anammox bacteria
merupakan bakteria coccoid dengan diameter berkisar 800-1100 nm. Anammox
bakteria menggunakan hidrazine (N2H4) dan nitric oxida
(NO) untuk porses hidupnya. Bakteri ini sangat mudah dibedakan dengan bakteri
jenis lain hanya dengan menggunakan mikroskop elektron.
Aktivitas anammox
dapat efisien tergantung oleh beberapa faktor diantaranya yaitu pH, konsentrasi
oksigen terlarut, kandungan nitrogen, dan konsentrasi materi organik yang
terkandung. Selain itu, bakteria anammox juga rentan terhadap beberapa senyawa
non esensial seperti sulfida, element mental toxic, alkohol, phenol, dan
antibiotik yang bepotensi menghambat adanya aliran air keluar masuk sel. Tidak
seperti bakteri lain, bakteri yang tergolong jenis anammox memiliki rerata
pertumbuhan yang lebih lambat, dengan fase ekponensial di hari ke 10-22,
sehingga permasalahan dalam prosesnya yakni akan memicu pertumbuhan bakteri
lain.
Temperatur yang
optimal untuk proses annamox yakni 18-23℃, memiliki rerata pertumbuhan yang
tinggi, aktivitas annamox yang tinggi, namun ada beberapa spesies anamox yang
menyukai temperatur tinggi berkisar 35-46℃ seperti Brocadia anammoxidans,
Brocadia fulgida, Brocadia sp. dan Candidatus kuenenia.
Penelitian sebelumnya, membuktikan bahwa pH berkisar 6,5-8,3 dapat mendukung
pertumbuhan dan aktivitas bakteri anammox dan aktivitas yang maksimum ditemukan
pada pH diatas 8. Bakteri anammox mampu tumbuh pada daerah DO yang kritis.
level DO 2-8 mg O2/L dengan kapasitas reaktor 2,6 L dapat menghilangkan amonium
dengan removal rate 46-380 gNL/d.
Sumber :
ChCho, S S., Kambey, C., & Nguyen, V. K. (2020). Performance of anammox processes for wastewater treatment: A critical review on effects of operational conditions and environmental stresses. In Water (Switzerland) (Vol. 12, Issue 1). MDPI AG. https://doi.org/10.3390/w12010020
Kartal, B., de Almeida, N. M.,
Maalcke, W. J., Op den Camp, H. J. M., Jetten, M. S. M., & Keltjens, J. T.
(2013). How to make a living from anaerobic ammonium oxidation. In FEMS
Microbiology Reviews (Vol. 37, Issue 3, pp. 428–461). https://doi.org/10.1111/1574-6976.12014
van Niftrik, L., & Jetten, M.
S. M. (2012). Anaerobic Ammonium-Oxidizing Bacteria: Unique Microorganisms
with Exceptional Properties. Microbiology and Molecular Biology Reviews,
76(3), 585–596. https://doi.org/10.1128/mmbr.05025-11
van Teeseling, M. C. F., Maresch,
D., Rath, C. B., Figl, R., Altmann, F., Jetten, M. S. M., Messner, P.,
Schäffer, C., & van Niftrik, L. (2016). The S-layer protein of the anammox
bacterium Kuenenia stuttgartiensis is heavily O-glycosylated. Frontiers in
Microbiology, 7(NOV). https://doi.org/10.3389/fmicb.2016.01721
Komentar
Posting Komentar