Nicotiana tabacum L.
PENGARUH PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana
tabaccum L.)
Tanaman tembakau atau Nicotiana tobacum L. merupakan kelompok kelas monokotil. Tanaman
ini menghasilkan senyawa metabolit sekunder berupa nikotin yang memiliki
manfaat sebagai pertahanan alami tanaman terhadap herbivora. Selain itu, nikotin
juga digunakan sebagai bahan pokok dalam pembuatan rokok yang sangat penting
dalam perekonomian negara dan bernilai dalam bidang pertanian. Upaya substansial
untuk mencapai ketersediaan tembakau berkelanjutan adalah dengan penerapan multi
nutrisi pada lahan tembakau yakni pemberian pupuk NPK.
Diperlukan adanya tambahan makronutrien
untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman tembakau diantaranya yakni
unsur Nirogen, Phospat dan Kalium. Ketiga unsur ini penting bagi proses
metabolisme, pembelahan sel, pengaktifan enzim, serta proses respirasi dan
fotorespirasi pada tanaman tebu sehingga mempengaruhi hasil akhir tanaman. Namun,
adanya penggunaan makronutrien NPK secara terus menerus yang tidak terukur akan
menyebabkan penurunan hasil panen tanaman tembakau, sehingga perlu mencari
formulasi makronurien yang sesuai untuk mengoptimalkan hasil panen tanaman
tembakau di wilayah tropis.
Pupuk NPK 16:16:16 dapat digunakan untuk mengoptimalkan hasil produksi panen tanaman tembakau. Pupuk ini mengandung 3 makronutrien lengkap yang dibutuhkan tanaman yakni nitrogen, phospat dan kalium. Masing-masing konsentrasi dari ketiga makronutrien tersebut yakni16% yang cocok digunakan pada kawasan tropis seperti Indonesia.
Isi
Tanaman tembakau atau Nicotiana tabacum L. merupakan tanaman
yang secara alami dapat memproduksi senyawa nikotin. Jenis alkaloid pyridine
ini disintesis pada akar tembakau dan ditranslokasikan ke bagian daun tanaman
serta dapat digunakan pertahanan alami untuk tanaman tembakau melawan
herbivora. Senyawa nikotin memiliki peran penting dalam bidang usaha sebagai
bahan dasar rokok (Lewis et al.,
2020). Pertanian tembakau di Indonesia
tersebar di 15 provinsi yang terpusat di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Nusa
Tenggara Barat (NTB). Data kementrian Pertanian mengungkapkan bahwa total lahan
yang digunakan untuk pertanian tembakau di seluruh nusantara telah meningkat
dari 198.657 Ha pada tahun 1975 menjadi 204.961 Ha pada tahun 2020. (Gartina
dan Sukriya, 2019)
Indonesia
adalah salah satu negara sebagai konsumen tembakau terbesar di dunia. Pada
Tahun 2021, sekitar 236,9 ribu metrik ton tembakau diproduksi di Indonesia.
(www.statistika.com). Di Indonesia, harga tembakau ditentukan oleh jenis daun
tembakau dan grade kualitasnya. Selain itu, perantara dan industri tembakau
juga berperan penting dalam menentukan mutu dan harga daun tembakau, sedangkan
petani tidak memiliki daya tawar terhadap harga dan mutu. Sebagian besar petani
juga terikat kontrak dengan industri yang meminjamkan modal dan menyediakan
benih dan pupuk. Dengan biaya input yang cukup tinggi untuk menanam tembakau,
ditambah dengan cuaca yang tidak dapat diprediksi, dan ketergantungan petani
pada industri tembakau, pertanian tembakau di Indonesia seringkali menjadi
tantangan. Dalam kebanyakan kasus, petani tembakau kecil terjebak dalam
lingkaran kemiskinan tetapi sangat sedikit minat untuk beralih ke tanaman
alternatif lain karena kurangnya pengetahuan dan dukungan dari pemeritah,
industri dan masyarakat. (Appau, 2019)
Dari
faktor faktor diatas, faktor yang paling penting dalam menentukan kualitas
pertanian tembakau adalah pemberian pupuk secara efektif. Makronutrien
Nitrogen, Phospat dan Kalium memainkan peran kunci dalam hasil dan kualitas
tembakau. Namun, penelitian menunjukkan bahwa pengurangan jumlah nutrisi dapat
menghasilkan kualitas dan hasil yang sama, sekaligus mengurangi biaya
keseluruhan (Armentrout, 2014). Kebanyakan
Nitrogen dapat hilang dengan pencucian tanah karena adanya aliran air yang
terus menerus. Namun, Kalium dan Phospat tidak hilang karena pencucian dan
dapat menumpuk seiring waktu. Kelebihan unsur Kalium dan Phospat menyebabkan
penyakit pada tanaman tembakau. (Sifola dan Postiglione, 2003)
Pemberian
pupuk NPK pada tumbuhan digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman yang diinginkan, sehingga biasanya pemberian konsentrasi NPK pada
tanaman akan berbeda formulasinya tergantung setiap tahapan pertumbuhan dari
tanaman. Peranan unsur Nitrogen (N) pada tanaman adalah untuk merangsang
pertumbuhan vegetatif (batang dan daun), meningkatkan jumlah anakan serta
menigkatkan jumlah rumpun. Kekurangan unsur N menyebabkan pertumbuhan kerdil,
daun tampak kekuningan serta sisitem perakaran menjadi tidak kokoh. Kelebihan
Unsur N menyebabkan tanaman mengalami pertumbuhan vegetatif yang sangat lama
(lambat panen), mudah rebah, menurunkan kualitas bulir serta dapat merespon
terhadap serangan hama dan penyakit. Peranan unsur Phospat (P2O5)
yakni memacu pertumbuhan bunga, bulir dan malai, memberbaiki kualitas buah.
Kekurangan Phospat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, jumlah
anakan sedikit, dan daun meruncing berwarna gelap. Peranan unsur Kalium yakni
sebagai aktivator berbagai enzim. Adanya Kalium yang tersedia dalam tanah
menyebabkan ketegaran tanaman terjamin, merangsang pertumbuhan akar,
memperbaiki kualitas buah. Kekurangan Kalium menyebabkan pertumbuhan kerdil,
daun kelihatan kering dan terbakar pada sisi-sisinya, permukaan daun
memperlihatkan gejala klorotik yang tidak merata dan munculnya bercak coklat
mirip gejala penyakit pada bagian yang berwarna hijau gelap. Kelebihan Kalium
dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar magnesium daun dapat
menurun dan aktifitas fotosintesis terganggu (Wahid, 2000).
Penelitian
yang dilakukan oleh Pratama (2017) terkait pengaruh
kandungan dan dosis beberapa jenis pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit
tembakau Deli (Nicotiana tabaccum L.)
Hasil penelitian menunjukkan kandungan dan dosis pupuk NPK (dengan 3 jenis
yakni NPK 151515, NPK 161616 dan NPK 171717) berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman dan luas daun umur 5 MSPT serta tidak berpengaruh nyata pada jumlah
daun, volume akar, berat basah bagian atas, berat basah bagian bawah, berat
kering bagian atas dan berat kering bagian bawah. Penelitian yang dilakukan
oleh Syaputra (2018) terkait pengaruh
pupuk NPK terhadap hasil dan mutu Tembakau Madura Varietas Prancak-95. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa produksi dan mutu tembakau madura varietas
Prancak-95 meningkat bila dosis pupuk N dan K ditingkatkan. Dosis pupuk NPK
untuk tembakau madura Prancak-95 adalah 60 kg N + 45 kg PO5 + 102 kg
K2O + 5 ton pupuk kandang per hektar. Paket pupuk tersebut dapat
meghasilkan tembakau ranjangan kering 1.168 kg/ha dengan nilai indeks tanaman
110,1. Penelitian terkait pengaruh pupuk NPK dengan konsentrasi 161616 masih
terbatas terhadap tanaman tembakau.
Penelitian
yang telah dilakukan oleh Djajadi dan Hidayati (2017) terkait pemberian
pupuk terhadap pertumbuhan tembakau menunjukkan bahwa hasil produksi terbaik
(2,5 ton/ha) dan indeks tanaman (69,75) diperlihatkan oleh tembakau yang
dipupuk dengan 250 kg NPK + 100 kg Urea + 200 kg ZA + 150 kg KS + 100 kg KNO3
per hektar dengan frekuensi pemberian 3 kali, yaitu saat tembakau berumur 3, 15
dan 30 hari setelah tanam. Penelitian yang telah dilakukan oleh Lisuma et al., (2020) terkait pengaruh
tanaman tembakau terhadap level makronutrien menunjukkan bahwa tanaman tembakau
yang tidak dipupuk mempengaruhi peningkatan nikotin ke rizosfer, unsur hara
makro Ca (135%) > N (25%), penurunan unsur S (81%) > P (49%) > Mg (12%
) > K (11%). Pengaruh pemberian hanya pupuk nitrogen–fosfor–kalium (NPK) dan
kalsium–amonium–nitrat (CAN) 27% meningkatkan nikotin lebih lanjut, Ca (25%)
> N (20%) > S(8%) > Mg (4% ) > P (3%), dan penurunan K (3%) di
rizosfer. Baik tanaman tembakau maupun pupuk NPK + CAN di rizosfer meningkatkan
Ca (193%) > N (50%) dan menurunkan S (80%) > P (48%) >K (14%) > Mg
(8%). Konsentrasi daun pada tembakau yang dipupuk meningkatkan Ca (197%) > K
(28%) > P (27%) > S (26%) > N (18%) > Mg (12%). Oleh karena itu,
tanaman tembakau meningkatkan N dan Ca tanah tetapi menurunkan P, K, Mg, dan S.
Pupuk
NPK 161616 Pupuk APH-BIO BIAGMA merupakan jenis pupuk NPK yang terkandung
didalamnya 3 makronutrient penting untuk tanaman yakni Nitrogen/Nitrogen dengan
persentase 16%, Phospat 16% dan Kalium 16%. Keunggulan dari Pupuk NPK ini yakni
diproduksi dengan teknologi "COMPACTION", tanpa menggunakan CLAY
(unsur tanah liat) dan tambahan bahan pengisi lainnya. Selain itu kandungan
unsur hara yang murni dan kelarutan fosfat yang tinggi membuat pupuk NPK ini
sesuai dan cocok digunakan untuk tanaman
di ndonesia. Pupuk ini juga mudah laurt sehingga cocok diaplikasikan
pada berbagai kondisi tanah dan kondisi iklim yang tidak menentu seperti sekarang
ini.
Daftar
Pustaka
Appau, A,. (2019), Why Do Farmers Grow Tobacco? A Qualitative
Exploration of Farmers Perspectives in Indonesia and Philippines, International
Journal of Environmental Research and Public Health, doi:10.3390/ijeIDRh16132330.
Armentrout, J. (2014). The Effects of Fertilizer on
Burley Tobacco,. Masters of Science in Agriculture and Natural Resources
Degree, The University of Tennessee at Martin, August.
Djajadi, D., & Hidayati, S. N. (2017). PENGARUH PUPUK
MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN MUTU TEMBAKAU CERUTU BESUKI NO /
Effect of Compound Fertilizer on Growth, Yield and Quality of Besuki NO Cigar
Tobacco. Jurnal Penelitian Tanaman Industri, 23(1), 26.
Gartina,
D., & Sukriya, R. L. L. (2019). Tree Crop Estate Statistics Of Indonesia
2018-2020;Tobacco, Secretariate of
Directorate General of Estates, Ministry of Agriculture, p.20-24
Gartina,
D., & Sukriya, R. L. L. (2019). Tree Crop Estate Statistics Of Indonesia
2018-2020;Tobacco,
Secretariate of Directorate General of Estates, Ministry of Agriculture, p.7
https://www.statista.com/statistics/707015/production-of-tobacco-in-indonesia/
Masters
of Science in Agriculture and Natural Resources Degree, The University of
Tennessee at Martin.
Lewis, R. S., Drake-Stowe, K. E., Heim, C., Steede, T.,
Smith, W., & Dewey, R. E. (2020). Genetic and Agronomic Analysis of Tobacco
Genotypes Exhibiting Reduced Nicotine Accumulation Due to Induced Mutations in
Berberine Bridge Like (BBL) Genes. Frontiers in Plant Science, 11(April),
1–14.
Lisuma, J., Mbega, E., & Ndakidemi, P. (2020). Influence
of tobacco plant on macronutrient levels in sandy soils. Agronomy, 10(3).
Pratama, A. (2017). PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT
TEMBAKAU DELI ( Nicotiana tabaccum L .) Oleh : PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN
BIBIT TEMBAKAU DELI ( Nicotiana tabaccum L .)
Sifola, M. I., & Postiglione, L. (2003). The effect of
nitrogen fertilization on nitrogen use efficiency of irrigated and
non-irrigated tobacco (Nicotiana tabacum L.). Plant and Soil, 252(2),
313–323.
Syaputra, R. (2018). Effect of NPK Fertilizer on Yield and Quality of Madura Tobacco var. Prancak-95 (pp. 47–55).
World
Bank, (2017), The economics of tobacco farming in Indonesia: health,
population, and
nutrition global practice. WBG Global Tobacco Control Program. Washington, DC
Komentar
Posting Komentar