Saccharum officinarum L.

 

PENGARUH PUPUK NPK 16-16-16 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN TEMBAKAU (Saccharum officinarum L.)



Pendahuluan 

Tanaman tebu atau Saccharum oficinarum L. atau yang dikenal dengan sugarcane merupakan kelompok kelas monokotil. Tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai sumber gula dan bahan olahan pangan untuk manusia, sehingga tanaman ini bernilai dalam bidang pertanian. Upaya substansial untuk mencapai swasembada gula berkelanjutan adalah dengan penerapan multi nutrisi pada lahan tebu penghasil gula yakni pemberian pupuk NPK.

Dalam proses pengolahan lahan tanaman tebu, diperlukan adanya tambahan makronutrien untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman tebu diantaranya yakni unsur Nirogen, Phospat dan Kalium. Ketiga unsur ini penting bagi proses metabolisme, pembelahan sel, pengaktifan enzim, serta proses respirasi dan fotorespirasi pada tanaman tebu sehingga mempengaruhi hasil akhir tanaman. Namun, adanya penggunaan makronutrien NPK secara terus menerus yang tidak terukur akan menyebabkan penurunan hasil panen tanaman tebu, sehingga perlu mencari formulasi makronurien yang sesuai untuk mengoptimalkan hasil panen tanaman tebu di wilayah tropis.

 

ISI 

Saccharum Officinarum merupakan varietas tanaman yang umum diketahui sebagai Sugarcane. Tanaman ini pertama kali terletak di Colombia selama lebih dari 500 tahun dan sekarang merupakan tanaman yang menjadi industri yang penting untuk perekonomian dalam bidang pertanian. Klasifikasi tanaman Tebu merupakan kelompok monokotil yang merupakan kelas dari Magnoliopsida serta termasuk dalam divisi Tracheophyta (tanaman vaskular). Tanaman ini merupakan tanaman tahunan. Tanaman tebu tumbuh subur di kawasan tropis dan juga subtropis. Temperatur optimal bervariasi pada setiap fase pertumbuhan tanaman ini. Selama perkecambahan, temperatur optimal yakni 26 hingga 33℃. Suhu optimum yang dibutuhkan pada fase pertumbuhan vegetatif yakni berkisar 30-33℃ dan untuk mendapatkan tebu yang memiliki kandungan sukrosa yang tinggi maka penting untuk menurunkan temperatur mendekati suhu 20℃ (Kuntohartono dan Thijsse, 2018).

Perlu dilakukan pemupukan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman tebu, supaya menghasilkan hasil pertanian yang optimal. Pemupukan yang dilakukan diantaranya dengan memberikan unsur N,P dan K yang merupakan makronutrien pada tanaman termasuk pada tanaman tebu (Li et al., 2019). Unsur N yang digunakan tanaman dalam bentuk NO3- dan NH4+. Unsur N memiliki peran dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman tebu dalam membantu proses biokimia dan fisiologi, Tercukupnya kebutuhan nitrogen pada tanaman dapat menyebabkan peningkatan hasil panen seperti berat kering serta jumlah buah (Leghari et al., 2016). Unsur Phosphat penting dalam proses sellular tanaman tebu, diantaranya menjaga struktur membran, sintesis biomolekul dan pembentukan molekul berenergi tinggi. Unsur ini juga berperan dalam pembelahan sel, aktifasi dan inaktivasi metabolisme tanaman. Tanaman tebu yang kekurangan unsur Phospat akan memliki warna daun yang pucat serta ukuran daun yang mengecil diakibatkan proses pembelahan sel yang terhambat (Hasanuzzaman et al., 2018)).

Unsur Kalium juga memiliki peran penting dalam meningkatkan hasil pertanian dan kualitas pertanian tanaman tebu dikarenakan fungsinya diantara: membantu aktivasi enzim untuk proses metabolisme tanaman, meregulasi pembukaan dan penutupan stomata dalam proses respirasi maupun fotorespirasi pada tanaman, serta membantu mengoptimalkan proses fotosintesis. Kekurangan unsur Kalium terlihat saat tanaman masih muda dan terjadinya klorosis pada tanaman tebu, kekurangan unsur ini akan menyebabkan tanaman tebu semakin rentan terhadap penyakit. (Prajapati, 2012).

Penelitian yang telah dilakukan oleh Zeng et al., (2020) menunjukkan bahwa dosis nitrogen 150 kg/Ha cocok untuk diaplikasikan pada tanaman tebu saat pertama kali penanaman pada lahan. Penelitian yang telah dilakukan oleh Kratz (2018) mendapatkan bahwa dosis Kalium 150 kg/Ha cocok untuk diaplikasikan pada tanaman tebu. Penelitian yang dilakukan oleh Soltangheisi et al (2019) menunjukkan bahwa dosis Phospat berkisar 26-52 kg/Ha dapat diaplikasikan pada tanaman tebu, karena phospat diabsorbsi/diserap dalam jumlah yang lebih rendah jika dibandingkan dengan makronuntrien yang lain seperti nitrogen dan kalium oleh tanaman tebu. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ridhofani et al., (2018) menunjukkan bahwa dosis N P K 16:16:16 memberikan pengaruh yang signifikan pada pertumbuhan dan hasil panen pada tanaman tebu.



Daftar Pustaka

Hasanuzzaman, M., Fujita, M., Oku, H., Nahar, K., & Hawrylak-Nowak, B. (2018). Plant nutrients and abiotic stress tolerance. Plant Nutrients and Abiotic Stress Tolerance, June, 1–590. https://doi.org/10.1007/978-981-10-9044-8

Kuntohartono, T., & Thijsse, J., P. (2018). Saccharum officinarum (PROSEA). Retrieved 20 December 2018

Kratz, C. (2018). The Impact of Potassium Fertilization on Sugarcane Yields: A Comprehensive Experiment of Pairwise Demonstration Plots in Uttar Pradesh, India. Nursing Times, 80(18), 21. https://doi.org/10.7748/en.12.7.8.s10

Leghari, S. J., Wahocho, N. A., Laghari, G. M., HafeezLaghari, A., MustafaBhabhan, G., HussainTalpur, K., Bhutto, T. A., Wahocho, S. A., & Lashari, A. A. (2016). Role of Nitrogen for Plant Growth rowth and Development : A Review. Advances in Environmental Biology, 10(9), 209–218. https://www.researchgate.net/publication/309704090_Role_of_Nitrogen_for_Plant_Growth_and_Development_A_review

Li, Z., Zhang, R., Xia, S., Wang, L., Liu, C., Zhang, R., Fan, Z., Chen, F., & Liu, Y. (2019). Interactions between N, P and K fertilizers affect the environment and the yield and quality of satsumas. Global Ecology and Conservation, 19, e00663. https://doi.org/10.1016/j.gecco.2019.e00663

Prajapati, K. (2012). (Pdf) the Importance of Potassium in Plant Growth – a Review. 1(July 2012), 177–186. https://www.researchgate.net/publication/304246278_THE_IMPORTANCE_OF_POTASSIUM_IN_PLANT_GROWTH_-_A_REVIEW

Ridhofani, R. R., Madjid, A., & Mastuti, L. (2018). THE EFFECT OF NPK FERTILIZER 16:16:16 ON THE GROWTH OF CANE PLANT (Saccharum Officinarum L.) VARIETY EXPRESSION PS 862. Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Jember, 25(1), 862.

Soltangheisi, A., Withers, P. J. A., Pavinato, P. S., Cherubin, M. R., Rossetto, R., Do Carmo, J. B., da Rocha, G. C., & Martinelli, L. A. (2019). Improving phosphorus sustainability of sugarcane production in Brazil. GCB Bioenergy, 11(12), 1444–1455. https://doi.org/10.1111/gcbb.12650

Zeng, X., Zhu, K., Lu, J., Jiang, Y., Yang, L., & Xing, Y. (2020). Long-Term E ff ects of Di ff erent Nitrogen Levels on Growth , Yield , and Quality in Sugarcane.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indahnya hubungan antara Sains dan Islam

Nicotiana tabacum L.